Jika terbukti Pungli Mita Perindagkop Sula 1ton/bulan, Sementara Harga di Mangoli 10rb/liter

Djena Tidore Kadis Perindagkop dan UKM Pemda Kab. Kepulauan Sula dan antrian minyak tanah

RadarKotaNews, Malut - Sebenarnya hal ini sudah menjadi rahasia umum dikalangan pemilik pangkalan minyak tanah atau Mita, menyangkut setoran tidak resmi atau pungli dan atau jatah preman (japrem-red) yang dilakukan oknum dari dinas Perindagkop dan UKM Pemda Kab. Kepulauan Sula-Provinsi Maluku Utara.

Informasi yang tadinya hanya beredar dikalangan terbatas (pemilik pangkalan), kini menjadi informasi luas pasca hal ini mencuat pada pertemuan atau kegiatan hearing antara pihak pangkalan dengan Kapolres Sula AKBP. Cahyo Widyatmoko di Mapolres Sula beberapa waktu lalu.

Beberapa pihak pangkalan yang berhasil dimintai keterangan menceritakan bahwa memang ada praktek pungli oleh dinas perindagkop ini, namun kemudian kegiatan ini tidak tertulis menjadi aturan baku.

”Jadi setiap minyak kita masuk, orang dari dinas ini akan menitipkan gelong/jerigen ukuran 25 liter," ucap salah seorang pemilik pangkalan, yang minta tidak disebutkan identitasnya, Kamis (19/1).

Nanti dorang (mereka-red) akan bilang, begini bahasanya: ”Saya titip gelong ini yaaa, nanti tolong isi” cerita dari pemilik pangkalan lainnya, karena pemilik pangkalan tau bahwa orang ini dari Perindagkop maka mau tidak mau permintaannya dipenuhi.

Sebenarnya bisa saja kita tidak memberikan, tapi sekali lagi itu, orang ini dari dinas perindagkop, jadi ini semacam kebiasaan yang tidak masuk aturan begitu, tidak harus tapi harus begitu, ujar pria pemilik pangkalan di Kec.Kota Sanana ini.

Rata-rata pemilik pangkalan enggan menyebutkan nama oknum anak buah Djena Tidore tersebut, namun hal ini menjadi menarik karena jika dengan pola mendapat suplay 3:2 (tiga bulan dua kali mendapat pasokan Mita) maka dengan jumlah pangkalan yang ada sedikitnya Perindagkop Sula mendapat ’japrem’ sekitar 1 Ton atau 1.000 liter minya tanah bersubsidi.

Dari data Sanana Lestari (penyalur), jumlah pangkalan Mita di Sula sudah mencapai 101 pangkalan pada Januari 2023.

Sementara itu harga jual Mita didesa-desa dataran pulau mangoli mencapai Rp 10.000,-/liter.

RadarKota mendapat informasi langsung dari masyarakat desa Kawata-Kec.Mangoli Utara timur dan juga desa Auphonia-Kec.Mangoli Selatan.

Terbatasnya pangkalan dan dugaan penyelewengan Mita oleh pemilik pangkalan transit menjadi indikator berkurangnya jumlah Mita subsidi yang beredar pada masyarakat Mangoli.

Kondisi ini kemudian dimanfaatkan para spekulan untuk menaikkan harga, sayangnya hal ini luput dari perhatian satgas pengawasan BBM subsidi pemda Sula.

Sedangkan Kadis Perindagkop Djena Tidore tidak bisa berbuat banyak, bahkan untuk kebutuhan motoris saja Djena tidak punya solusi atau terjadi kebuntuan, sebaliknya Djena malah pernah dituding karena menjadi penguasa Mita di Kec. Sulabesi Tengah, semua pangkalan dikecamatan tersebut ditenggarai miliknya.

Bukan hanya hanya Kadis Perindagkop Djena, Kadis Ketpang Siti Hawa Marasabessy juga punya pangkalan, bahkan Wakil Bupati Sula Hi. Saleh Marasabessy yang punya pangkalan transit.

Memang tidak ada UU yang melarang ASN berwirausaha, yang dilarang jika melakukan monopoli atau melakukan penyelewengan Mita bersubsidi. (RL)

Penulis:

Baca Juga